Tuesday, June 12, 2012

Obat yang Terbaik dan Termanjur di Dunia

Seorang rekan saya saat ini menjalani profesi sebagai penjual obat obatan. Dan suatu kali saya "berkesempatan" untuk ditawari obat yang dijualnya. Pada waktu itu memang kondisi fisik saya sedang agak drop setelah melakukan perjalanan nonstop selama 2 hari, sehingga saya pun merasa sampai harus periksa ke dokter.

Dia yang mendengar (entah darimana) kabar saya yang sedang agak kurang fit, tiba tiba menelepon saya dan meminta kesempatan untuk menawarkan obatnya. Okay. Datang saja, toh saya juga belum tentu beli obatnya, dan lumayan juga buat nostalgia karena saya juga sudah agak lama tidak berjumpa dengan rekan saya yang satu ini.
Keesokan harinya, seperti yang kami sepakati, dia datang membawakan saya beberapa obat obatan yang menurutnya cocok untuk saya. Dan kebetulan kondisi saya saat itu sudah jauh lebih baik. Dan dia pun mulai bercerita panjang lebar mengenai asal usul obatnya, khasiatnya, efek sampingnya, bahkan sampai cara penggunaannya.
Panjang, ya terlalu panjang. Saya kadang merasa gregetan dengan tipe orang yang tidak bisa berhenti berbicara, walaupun saya merupakan seorang yang bisa dikatakan cukup sabar dan mau mendengarkan. Akhirnya saya stop penjelasan yang panjang tersebut dengan satu kalimat, "Saya sudah sehat" Kemudian dia pun bertanya kepada saya, minum obat apa sehingga saya bisa sehat?
Menurut saya, obat obatan paling majur di dunia ada di dalam diri kita sendiri. Mau sakit apa pun, baik luar maupun dalam, baik sakit fisik maupun nonfisik, obat yang manjur sudah disediakan dan diperlengkapi oleh Tuhan ke dalam tubuh kita ini. Apa itu? Pikiran kita.
Sering kali pikiran kita justru yang membuat kita sakit. Perasaan bahwa sakit kita ini sulit untuk disembuhkan dan akan makan banyak biaya, justru akan membuat penyakit itu menjadi bertambah parah. Hmm, mungkin yang lebih tepat saya istilahkan di sini adalah mental. Bagaimana mental kita dalam menghadapi penyakit.
Entah itu sakit flu, sakit gigi, ataupun sakit hati (yang saya maksud broken heart, bukan lever atau hepatitis) bisa kita tangani dengan hanya menggunakan pikiran kita. Katakan saja dan yakini, saya akan sembuh, dan anda pun akan sembuh. Ya, mungkin kalau untuk sakit fisik agak kurang masuk akal secara medis, tapi mental kita akan sangat membantu dan mendukung pengobatan secara medis. Ada yang mengatakan bahwa pemberian obat oleh dokter sebenarnya hanyalah sebuah sugesti kepada pikiran kita, karena memang kadang kala kita butuh sebuah "tanda" untuk menjadikan kita percaya.
Yah, apa pun penyakit anda, mulailah dari mental anda terlebih dahulu agar penyakit anda dapat membaik senantiasa.

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit