Wednesday, March 19, 2014

Chennai Express

Entah kapan terakhir kali saya menonton sebuat film Bollywood secara tuntas dari awal sampai akhir, namun suatu sore beberapa hari yang lalu, salah satu stasiun televisi kita menayangkan sebuah film yang menurut saya menarik. Chennai Express, dibintangi oleh megabintang Shahrukh Kahn, dan Deepika Padukone. Walaupun tetap dihiasi dengan nyanyian khas Bollywood, saya rasa film ini cukup mendapat acungan jempol untuk ditonton, karena memadukan action dengan komedi.

Cerita berawal ketika Rahul (Shahrukh Kahn) kehilangan sang kakek yang mengasuhnya sejak kecil. Sang nenek meminta agak abu kremasi sang kakek disebarkan di Sungai Gangga dan Rameswaram. Sejatinya Rahul memilih untuk liburan bersama teman temannya di Goa, namun perjalanan naik Chennai Express membawanya ke petualangan lain yang jauh berbeda.
Menolong orang lain, niatnya baik, namun ketika menolong Meena (Deepika Padukone) bersama 4 orang lain, nasibnya berubah. Meena ternyata diculik oleh keempat orang yang juga ditolongnya tersebut. Ketika lebih jauh mengetahui bahwa Meena adalah anak dari seorang kepala gangster di India Selatan, dan empat orang tersebut adalah hulubalang ayahnya, berbagai kekocakan pun dimulai. Mulai dari bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi, sampai handphone Rahul yang dibuang ke luar kereta.
Tiba di rumah sang kepala gangster, nasib Rahul bukannya bertambah baik. Karena Meena ternyata sudah dijadwalkan untuk menikah dengan seorang dari gangster yang lain, yang tentu saja tidak akan tinggal diam. Meena dan Rahul pun merencanakan pelarian. Walaupun awalnya Meena tidak menaruh perasaan sama sekali terhadap Rahul, lama kelamaan hatinya pun luluh.
Kecerdikan dan kreativitas sang sutradara bisa terlihat dengan baik di dalam seluruh jalannya rangkaian cerita, yang juga didukung dengan baik oleh aktor aktris pendukungnya. Keindahan alam India juga diperlihat di berbagai scene di dalam film ini. Cerita yang berakhir happy ending ini bisa menjadi hiburan tersendiri di tengah ruang keluarga anda, terutama akibat miskinnya kualitas tontonan dalam negeri kita yang malang ini.

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit