Sunday, June 26, 2011

Sonata of Awakening

Perhatikan. Setiap malam matahari menyembunyikan dirinya dari kita. Dan setiap pagi matahari selalu muncul kembali, sama seperti berabad-abad yang lalu, ratusan generasi sebelum generasi kita saat ini.
Ketika kita berjalan di suatu terowongan yang gelap, kita pasti memiliki keraguan di dalam diri kita. Sampai kapan saya ada di dalam terowongan ini? Masih jauhkah ujung terowongan ini? Apakah sebaiknya saya kembali saja? Sebagian dari kita akan memutuskan untuk kembali. Sebagian yang lain akan terdiam di tempat. Namun selalu ada bagian dari kita yang ingin melanjutkan.

Apa sebenarnya yang mendasari keinginan untuk melanjutkan itu? Jawabannya adalah sebuah harapan. Kita memiliki harapan bahwa kita akan mencapai suatu titik dimana kita dapat melihat cahaya di ujung terowongan, walaupun kita tidak tahu apakah kita akan menemukannya. Tapi sebuah harapan sudah lebih dari cukup untuk melakukan itu. Sebuah harapan akan memunculkan suatu kepercayaan. Percaya akan apa yang sudah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi.
Berbekal suatu harapan dan kepercayaan, kita berjalan di dalam terowongan itu. Dengan adanya perasaan percaya, kitapun menjadi merasa aman, dan penuh dengan kedamaian sepanjang terowongan tersebut. Apakah nantinya di dalam sana ada jalan yang bercabang, atau terowongan itu ternyata buntu, tapi kita akan berjalan dengan penuh keyakinan, jika kita punya harapan.
Ingatlah, selalu sisipkan sebuah harapan ke dalam kehidupan kita, karena dari situlah sumber segala kekuatan kita. Jangan pernah menyerah. Karena kita yakin bahwa kita akan sampai di ujung terowongan. Dan matahari pun akan kembali menyinari kehidupan kita....

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit