Thursday, March 5, 2015

Bidadari (Tak Lagi) Mandi di Sungai

Alkisah di satu waktu di masa yang lampau, sebut saja Jaka Tarub, sedang berjalan jalan ke hutan untuk berburu. Tak seberapa jauh dari situ ada sebuah sungai, yang airnya jernih. Terdengar suara sayup sayup  dari kejauhan, dan Jaka Tarub pun mendekati sumber suara itu dengan perlahan lahan. Dari balik semak, dilihatnya tujuh orang bidadari sedang mandi di sungai tersebut.

Kisah itu hanyalah sepenggal dari banyak cerita yang lain dimana bidadari dari khayangan sedang turun ke dunia untuk membersihkan dirinya di sungai. Sulit untuk membayangkannya pada jaman sekarang ini. Bukan karena jaman sekarang sudah tidak ada lagi bidadari yang turun ke dunia sih, melainkan bahwa bidadari bidadari yang turun ke dunia saat ini kebanyakan sih mandinya sudah di bathub, atau minimal pakai shower lah, bukan lagi di sungai.
Mari kita telaah mengapa lama kelamaan sudah mulai punah sebuah gagasan bahwa bidadari mandinya di sungai. Yang pertama kita lihat dari sungai itu sendiri. Jaman sekarang dimana kekacauan telah merajalela dan sampah dimana mana, sungai, menjadi salah satu dari beberapa jalan keluar yang termudah. Punya barang yang tidak terpakai? Buang saja ke sungai. Punya barang bekas yang sudah tidak pernah digunakan lagi? Buang saja ke sungai. Kebiasaan buruk ini lama kelamaan membuat sungai menjadi salah satu jalur lalu lintas sampah yang paling padat, dan tentunya kebersihan serta kejernihan airnya patut dipertanyakan. Memang sih, kita masih memiliki beberapa mata air sumber pegunungan yang katanya dipakai para perusahaan air mineral untuk memproduksi air kemasannya. Tapi tentunya sumber sumber yang katanya bersih itu, dijaga ketat, dan tidak akan dibiarkan bidadari menerobos masuk untuk mandi di dalamnya (siapa yang mau minum air bekas mandinya bidadari...?)
Alasan yang kedua dari musnahnya legenda tersebut adalah, bahwa jaman sekarang ini handphone berkamera telah merajalela dimana mana. Lagi jalan jalan mau ambil gambar, tinggal cekrik. Lagi sibuk mau ambil gambar, tinggal cekrik. Lagi lewat di tepi sungai, eh ada bidadari mandi, tinggal cekrik. Ahhh, betapa malunya sang bidadari jika gambar gambarnya sedang mandi bertebaran di media sosial.
Pemikiran saya yang selanjutnya mendatangkan alasan ketiga, yaitu gara gara iklan sabun. Iklan sabun? Iya benar, iklan sabun, anda tidak salah baca. Belum pernah saya menyaksikan ada iklan sabun mandi dengan tema bidadari yang mandi di sungai. Selalu saja yang digambarkan adalah kelembutan dan kewangian serta kesegaran dari bidadari yang mandi di bathub atau shower. Hal ini tentu saja mengakibatkan khalayak umum penikmat televisi menjadi terpengaruh, tidak terkecuali para bidadari yang kebetulan suka menyaksikan sinetron sinetron India yang sekarang ini sedang naik daun.
Yah, topik ini tidak saya buat untuk menyinggung siapa siapa, atau pun untuk menkritik siapa siapa. Saya pun dengan sejujurnya akan menjawab tidak untuk seorang bidadari yang mandi di sungai. Harii ginii masih mandi di sungaiii....

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit