Saturday, August 4, 2012

Journey to the West (Java) dan Lahirnya Pangeran Matahari (part 3)

Saya check out dari Hotel Orri sekitar pukul 7 pagi. Jalanan di depan hotel tampak sudah mulai menunjukkan kepadatannya. Saya memanggil seorang tukang ojek yang berada di seberang jalan untuk melanjutkan perjalanan saya. Dan saya beruntung memilih ojek sebagai sarana transportasi. Jalanan yang saya lewati menuju ke tempat wawancara saya adalah jalan yang padat. Bahkan sewaktu saya melewatinya, sudah terdapat banyak truk, angkutan, bahkan trailer yang memadati.
Memang jika saya lihat dari peta kemarin, daerah ini merupakan daerah industri, jadi jalanan ini adalah akses utama menuju daerah industri tersebut. Sekitar sepuluh menit saya naik ojek, akhirnya saya sampai di tempat yang saya tuju.
Indo Kordsa menerapkan standar keamanan yang tinggi di dalam wilayahnya. Jadi setiap tamu atau pengunjung yang hendak masuk, diharuskan untuk menonton terlebih dahulu film mengenai safety. Setelah jam menunjukkan pukul delapan, saya diminta untuk masuk ke area kantor untuk menemui sang pewawancara.
Psikotes, dan tes bahasa inggris sepertinya bukan hal yang sulit bagi saya. Sepertinya ini adalah salah satu psikotes terbaik yang pernah saya kerjakan. Tapi ya gak tau lagi kalau ternyata hasilnya buruk. Kemudian saya diwawancara oleh user, dan ketika diwawancara dengan bahasa Inggris lisan, sayangnya saya tidak memiliki kemampuan yang dicari. Memang bahasa Inggris lisan saya kalau tidak mau dibilang buruk, ya... sangat pas pasan, karena memang tidak pernah dilatih.
Saya diperbolehkan keluar dari sana sekitar jam 12.00, kemudian minta bantuan sekuriti untuk dicarikan ojek, karena jujur saja, saya tidak bisa membedakan antara yang ojek dan yang bukan ojek. Saya minta diantar menuju ke tempat pemberhentian bus menuju ke Kampung Rambutan. Tempat perhentian bus itu terdapat di daerah tempat saya turun dari bus kemarin, yaitu di sekitar pintu tol.
Berbeda dengan hari kemarin dimana saya naik akhir akhir, kali ini saya naik bus paling pertama, jadi saya ambil saja bangku paling depan. Setelah menunggu beberapa saat bus akhirnya berangkat menuju ke terminal Kampung Rambutan.
Turun di terminal Kampung Rambutan, saya mencari moda transportasi berikutnya. Dan karena suasana agak panas, saya putuskan untuk naik taksi saja. Yah, resiko juga sih. Soalnya saya naik taksi abal abal. Jadi ya kemungkinan besar argonya juga udah modifikasian. Ya, bener aja, soalnya kadang kala saya lirik lirik argonya tiba tiba "berlari" agak kencang. Ya sudahlah. Dalam obrolan saya dengan pak sopir taksi, dia memberikan satu nama hotel yang berada di daerah Pasar Minggu, dan kebetulan sudah ada di list yang saya buat sebelumnya. Hotel Fiducia. Memang agak lebih jauh daripada hotel hotel lain yang ada di list saya, tapi setelah saya melewati wilayah Jakarta, saya pikir yang membuat Jakarta terasa besar adalah kemacetannya. So, saya ambil saja pilihan hotel Fiducia.
Dengan harga yang nyaris relatif sama dengan hotel saya sebelumnya, Hotel Fiducia menawarkan kamar yang jauh lebih "superior". Fasilitas : bed 2 orang, selimut, kamar mandi shower, toilet duduk, wastafel, air minum, tv dan luas kamar yang mungkin hampir dua kali lipat. Ya mungkin di Citeureup kurang ada saingan untuk hotel setingkat itu, jadi dia masih bisa pasang harga agak tinggi untuk fasilitas yang sederhana.
Hotel ini juga tidak jauh dari sebuah pusat perbelanjaan, Carrefour, namun saya memilih untuk belanja di seberang jalan saja, di Circle K. Sekali lagi, untuk kebutuhan air minum, dan snack. Hari kedua, 30 Juli 2012, off...

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit