Tuesday, May 22, 2012

Angkutan Umum yang Aman, Tertib, dan Efisien


Masalah angkutan transportasi umum di negara berkembang memang menjadi sala satu topik yang harus diperbincangkan di dalam pemerintahan masing masing. Masalah terbesarnya terntu saja bahwa negara berkembang itu memiliki warga negara yang lebih mementingkan keekonomisan. Jadi ketika angkutan umum tidak berjalan efektif, masalah lain pun ikut bermunculan. Salah satunya kepadatan jalan raya.

Betul. Salah satu problem dari negara berkembang adalah kepadatan jalan raya. Setiap orang memiliki minimal satu moda transportasi untuk dirinya sendiri. Entah itu dikarenakan biaya yang lebih murah, atau keefektifan berkendara atau hanya sekedar prestise. "Ah, masak naik angkutan umum? Gengsi dong..." Saya tidak jarang mendengar kalimat itu. Tapi ya, jujur saja, angkutan umum di negara berkembang, misalnya Indonesia, memang masih memiliki banyak kekurangan.
Satu, keamanan. Di dalam angkutan umum, masalah keamanan menjadi nomor satu yang kita perdulikan. Berapa banyak kejadian yang sudah sudah bahwa pencopetan, perampokan, bahkan pemerkosaan terjadinya di angkutan umum? Banyak. Dan itu menjadikan salah satu stigma negatif tentang angkutan umum.
Dua, kebersihan atau kenyamanan. Memang belakangan ini sudah banyak bermunculan angkutan umum yang menyatakan dirinya 'bersih' dan 'nyaman'. Ya, tidak saya pungkiri bahwa itu perlahan lahan sudah bisa diatasi dengan komitmen dari pihak pengelola angkutan umum sendiri. Namun, secara keseluruhan, masalah kenyamanan ini juga masih menjadi alasan mengapa orang tidak memilih angkutan umum.
Tiga, biaya. Baik dari segi uang, maupun waktu, angkutan umum seharusnya dapat unggul dari bidang yang satu ini dibandingkan dengan angkutan pribadi. Namun, kenyataannya, orang lebih memilih naik sepeda motor daripada angkutan umum. Memang, panas dan hujan menjadi halangan sepeda motor, namun dari segi uang dan waktu, jauh lebih efektif. Angkutan umum seringkali justru menjadi sumber kemacetan di jalan karena dia sedang mencari penumpang, sehingga berjalan perlahan lahan. Ini menjadi salah satu alasan mengapa keefektifan waktu menjadi tidak berdasar jika naik angkutan umum.
Saya yang tinggal di Surabaya pun merasakan bahwa angkutan umum yang ada saat ini sangat tidak efektif untuk disebut angkutan umum. Moda transportasi yang seharusnya menjadi solusi kepadatan jalan, seringkali justru menjadi sumber kemacetan. Lalu bagaimana solusinya?

Saya memikirkan tentang komitmen pemerintah. Belakangan tersiar kabar akan dibangun tol tengah kota, yang akan menghubungkan Surabaya Utara dan Selatan melalui Surabaya Pusat. Saya pikir penambahan jalan raya justru akan diimbangi dengan bertambahnya transportasi pribadi, yang justru menjadi lingkaran setan. Sebenarnya Surabaya sudah memiliki angkutan umum yang terintegrasi dengan baik, memiliki trayek sendiri sendiri, namun sepertinya kurang diurus.
Sebenarnya saya sendiri agak tergelitik dengan membaca Wikipedia Indonesia yang mendefinisikan angkutan umum sebagai "salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif". Kalau ada pejabat yang datang ke saya meminta saran, saya pasti bakal memberi solusi sebagai berikut. Jadikan angkutan umum itu gratis. Apa? Ya, jadikan angkutan umum itu gratis.
Lalu pengemudi angkutan dapat penghidupan dari mana? Ya dari pemerintah, misalnya gaji bulanan atau mingguan, bagaimana pun juga itu kan tanggung jawab pemerintah. Pemerintah rugi dong? Ini bukan masalah rugi atau untung, tapi demi memecahkan permasalahan di dalam masyarakat, jadi itu juga salah satu tanggung jawab dari pemerintah kepada masyarakat.
Setidaknya dengan menggratiskan angkutan umum, satu masalah akan teratasi, biaya. Kita tentu senang dengan hal hal yang gratis. Dan angkutan umum pun akan menjadi lebih efektif dalam waktu, karena tidak perlu berlambat lambat sambil mencari cari penumpang. Di satu sisi, minimal dua masalah ikut teratasi. Salah satu sumber kemacetan saat ini (angkutan umum) hilang, dan sebagian orang yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi akan beralih ke angkutan umum karena lebih efektif dalam hal biaya.
Dua problem angkutan umum yang lain dapat dicari solusinya. Mengenai keamanan, bisa saja bekerja sama dengan polisi untuk menempatkan satu angkutan satu polisi, toh salah satu tujuan polisi kan menciptakan ketentraman di dalam masyarakat. Mengenai kenyamanan dan kebersihan, itu masalah komitmen kita bersama.
Memang menghadirkan satu solusi pemecahan masalah, bagaimana pun juga akan memunculkan masalah yang lain. Dalam hal ini, pengemudi angkutan umum diharuskan menjadi pribadi yang 'baik'. Selain dituntut untuk berlaku 'sopan' di jalan raya, jangan setelah mendapat gaji bulanan, kemudian dia bermalas malasan. Tetap ada jadwal trayek yang harus dipenuhi, misal dari terminal Joyoboyo ke Bungurasih tiap 5 atau 10 menit ada angkutan yang berangkat (masalah berapa angkutan, itu harus melalui survei, ada jam padat dan ada jam tidak padat), tidak perlu menunggu penumpang penuh. Jumlah halte pun bisa ditambah, jadi angkutan umum dilarang berhenti sembarangan di luar halte yang ditentukan.
Memecahkan permasalahan dalam masyarakat bukanlah komitmen satu orang, merupakan komitmen bersama. Jadi marilah kita sama sama menciptakan angkutan umum yang bersih, tertib, aman, efektif dan efisien.

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit