Wednesday, May 16, 2012

Orang yang Memikirkan tentang Waktu adalah Orang yang Mempunyai Banyak Waktu

Udara siang hari terasa begitu sejuk akhir akhir ini sehingga saya memutuskan untuk berjalan jalan di taman dekat tempat tinggal saya. Saat sedang duduk di salah satu bangku taman, tiba tiba saja saya berpikir mengenai waktu dan ruang. Bagaimana semua ini bisa berjalan dan bagaimana sebab dan akibat dari waktu. Sambil menyaksikan beberapa anak kecil bermain di taman tersebut, saya reka reka pemikiran saya ini.

Berdasarkan pelajaran yang saya terima pada waktu sekolah dasar ( atau sekolah menengah pertama, saya lupa ) panjang satu hari di bumi adalah tidak sama dengan di planet lain. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ada 8 (dulu 9) planet yang mengikati sistem tata surya matahari kita, mulai dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus. Waktu saya menerima pelajaran tersebut tidak terbersit sedikitpun di pikiran saya untuk bertanya, jadi jika hidup kita di bumi misal 80 tahun, maka jika kita hidup di Venus atau planet lain maka umur kita jadi lebih panjang? atau lebih pendek?
Guru les saya pernah mengutarakan sebuah hal yang pada waktu itu saya pun hanya menerimanya dengan 'senang hati'. Ada dua orang kembar, yang satu adalah seorang astronot. Astronot itu bertugas di angkasa selama 30 tahun waktu bumi, ketika kembali dia menemukan bahwa saudaranya sudah jauh menua dibandingkan dirinya. Apa yang terjadi? Ketika berada di luar angkasa, astronot tersebut tidak terikat dengan apa yang kita gambarkan sebagai waktu. Ketika waktu di bumi telah berjalan 30 tahun, di luar angkasa mungkin dia hanya merasakan beberapa minggu atau bulan. Ingat bahwa satuan kita adalah berdasarkan matahari. Matahari terbit dan tenggelam setiap hari karena rotasi bumi. Jadi ketika kita di luar sistem tersebut, kita mengikuti sistem yang lain lagi.
Lalu sistem apa?
Saya tidak menemukan jawaban yang memuaskan di internet. Tapi yang saya bingung juga adalah bagaimana suatu spesies (dalam hal ini manusia) dapat beradaptasi dengan sistem waktu yang terjadi di sekitarnya. Sang astronot tidak merasakan 30 tahun, sementara kembarannya merasakan manis pahitnya hidup selama 30 tahun. Sedikit ada di luar nalar saya, karena ternyata waktu itu bukan sesuatu yang bisa digambarkan dengan garis lurus yang sejajar.
Saya yakin dan percaya mesin waktu bisa ditemukan, tapi tidak untuk kembali ke masa lalu. Karena sistem yang ada tidak memungkinkan untuk terjadinya dunia pararel. Hanya ada satu dunia yang terjadi, yaitu saat ini. Jadi segala sesuatu yang sudah terjadi tidak dapat kita ubah. Pun jika mesin waktu ditemukan dan kita melangkah ke masa depan, saya pun yakin kita tidak dapat kembali lagi ke masa dimana kita dikirimkan karena di masa depan, waktu ini sudah menjadi masa lalu..
Apakah waktu berkaitan dengan gravitasi? Saya pikir iya. Semakin kuat gravitasi, semakin cepat waktu berjalan. Saya memperhatikan bahwa satuan gravitasi adalah meter/second^2. Jadi dia akan berbanding terbalik terhadap waktu. Semakin besar gravitasi, semakin waktu yang dibutuhkan akan semakin sedikit.
Hmmm.. Jadi bingung sendiri..

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit