Saturday, August 13, 2011

A Walk to Remember

Mendung datang secara tiba tiba. Terpaan hujan akhirnya memaksa aku mengenakan jas hujan dalam perjalananku mencari makan siang. Aku pikir pikir, ini hujan pertama yang benar benar kena pas aku naik sepeda motor. Hujan cuma sekilas dan sepatu pun basah kedua-duanya.
Aku terakhir bertemu dengan dia enam tahun yang lalu. Mungkin sekitar enam tahun setengah. Hari itu hari terakhir aku menginjakkan kaki di sma tempat aku sekolah dulu. Kami hanya bertemu sekilas pandang di antara ramainya suasana. Kebetulan aku naik tangga dan dia sedang turun tangga.

Aku tidak tahu dia kemana. Apakah dia kuliah, atau lanjut bekerja. Apakah dia masih di Surabaya, atau di seberang lautan. Enam tahun berselang, dan entah mengapa hari ini aku teringat akan dia.
Sepuluh tahun yang lalu. Hari itu dia tampak biasa biasa saja. Berjalan seperti biasa, dengan tatanan rambut seperti biasa. Kami satu tim dalam sebuah lomba. Entah berapa banyak soal yang kami kerjakan dengan benar dalam penyisihan itu, tapi kami secara tidak terduga lolos ke semi final. Satu satunya dari sekolah kami. Tentu saja kami akhirnya gugur di semi final, karena sebenarnya kami hanya tim cadangan, yang persiapannya juga setengah setengah.
Aku bahkan tidak tahu ejaan namanya, sehingga untuk mencarinya di situs pertemanan saat ini pun aku tidak bisa. Beberapa nama mirip, namun bukan dia. Entah mengapa aku tiba tiba memikirkan dia. Apa kabarnya saat ini. Apakah dia ingat aku.
Hujan belum selesai, tapi aku putuskan untuk kembali ke kantor saja. Aku bungkus dua nasi untuk rekan kantor, dan segera menghilang di balik guyuran hujan...

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit