Saya yakin, setiap dari anda pernah ditanya ketika masih kecil. Apa cita citamu?
Saya mau jadi presiden, saya mau jadi pedagang, saya mau jadi polisi, dan jutaan kemungkinan jawaban yang lain. Tapi satu hal, itu adalah sebuah mimpi. Mimpi yang saya maksud bukanlah mimpi sebagai bunga tidur, melainkan sebuah impian, akan suatu kondisi di masa depan.
Tentunya saat kita kecil, kita selalu diajarkan untuk memiliki impian setinggi langit. Dan dititik beratkan untuk berusaha meraih impian itu. Ya, jujur saja, saya pernah punya impian menjadi polisi, bahkan tentara. Tapi itu hanya sesaat saja.
Seiring berjalannya waktu, timbullah pengertian kita akan sebuah impian.
Impian jangka panjang dan impian jangka pendek. Contoh, nanti siang saya ingin makan pangsit mi. Itu impian jangka pendek. Mungkin versi jangka panjangnya adalah, suatu saat saya ingin sukses berjualan pangsit mi.
Yang menjadi pembeda antara kedua impian tersebut adalah faktor waktu. Namun yang menjadi kesamaannya adalah seiring berjalannya waktu, kedua impian tersebut akan mengalami pergeseran.
Jutaan impian di saat kita kecil, menjadi hanya ratusan impian saat kita remaja, dan puluhan impian saat kita dewasa serta akhirnya satu impian saat kita mendekati ajal. Itulah kehidupan. Kehidupan kita penuh dengan impian. Memunculkannya jauh lebih mudah dibandingkan harus kehilangannya. Faktor waktu menjadi yang utama. Maka dari itu rekan-rekan, marilah kita kejar impian kita, selama waktu masih mengijinkan...
No comments:
Post a Comment