Wednesday, December 21, 2011

Berhakkah Kamu Menilai Diri Sendiri?

Dari enam milyar manusia yang hidup dan bernapas di bumi kita yang tercinta ini, di urutan berapa kah masing masing kita ini? Pernahkah anda bertanya hal seperti itu dalam pikiran anda? Memang tidak mudah untuk bisa menilai diri seberapa tinggi atau rendahkah kita terhadap orang lain. Itu juga menjadi satu alasan mengapa kita membutuhkan orang lain untuk menilai diri kita. Judul di atas bukan maksud saya mempertanyakan hak dan kewajiban, tapi lebih kepada kepantasan.

Mari kita ambil contoh, ada dua orang, si A dan si B. Dengan pekerjaan yang sama, fisik yang sama, sifat sifat yang juga mirip, Si A selalu menilai dirinya lebih tinggi dibandingkan si B, sementara si B tidak pernah memikirkan apakah dirinya lebih tinggi atau lebih rendah daripada si A. Coba anda pikir sendiri, ketika anda membaca deskripsi di atas, anda tentunya dapat langsung menyimpulkan bahwa si A dapat dimasukkan ke dalam kategori orang yang selfish/egois, karena menilai diri sendiri. Dan dengan demikian penilaian anda terhadap si B pun jadi meningkat karena hadirnya si A. Aneh bukan, bagaimana penilaian kita bisa berlaku seperti itu hanya dengan membac deskripsi di atas.
Saya sangat merasakan sakitnya dinilai rendah oleh orang lain. Anggap saja, dalam pekerjaan saya yang hitungannya per m2 rata rata adalah 4000 - 10000, saya hanya dinilai 200 per m2!! Benar, anda tidak salah lihat. Sangat amat merendahkan. Ya, posisi saya saat itu memang tidak mengetahui harga umum yang berlaku, tapi jika pemberi pekerjaan menilai saya seperti itu, ok, saya tetap akan mengerjakan hal itu dengan sepenuh hati.
Ya, bukan berarti kita dilarang untuk menilai diri sendiri, tapi nilai lah diri sendiri dengan pantas. Dan juga bukan berati bahwa apa yang orang nilai dari diri kita adalah selalu benar. Karena apa yang dilihat orang, juga bisa menjadi bahan introspeksi untuk diri kita sendiri. Maka bijaklah dalam menilai diri sendiri.

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit