Indonesia, negara kepulauan yang sangat luas, jumlah pulaunya mencapai 13 ribu lebih, penduduknya hampir mencapai 250 juta, dengan segala keberagaman dan budaya yang ada di sana.Tradisi yang berbeda beda di tiap daerah, tiap suku, menjadikan negara kita salah satu yang paling beragam di dunia. Untungnya kita punya Sumpah Pemuda, yang bisa dibilang, menjadikan kita satu kesatuan, berbangsa satu, bertanah air satu, dan berbahasa satu, Indonesia. Ketika saya ada kesempatan di tanah Papua, saya pun menjumpai orang orang di sana yang memiliki bahasa daerah sendiri, pun bisa berbahasa Indonesia. Sungguh terasa bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.
Bangsa Indonesia bisa dikatakan punya budaya lain, ramah tamah. Jadi setiap ada orang yang membutuhkan pertolongan kita, bangsa Indonesia selalu bersedia memberikan pertolongannya. Sayangnya, jujur, ini pula yang menjadikan kita sangat rawan terhadap isu, KKN, Korupsi, Kolusi dan Nepostisme.
Ambil saja sebuah contoh bahwa kita memiliki saudara yang bekerja di pemerintahan, dan kita sedang ada kesulitan dalam mengurus surat surat. Sepertinya mudah terjadi kesepakatan untuk menolong kita karena kita saudara mereka. Ini masuk Nepotisme. Di sisi lain, ada orang yang kesulitan juga, lalu memberikan imbalan kepada yang mengurus agar urusannya cepat selesai. Ini masuk Kolusi. Dan uang yang seharusnya masuk ke kas negara pun masuk ke kantong sang pengurus. Ini menjadi Korupsi.
Ada yang disebut KKN skala kecil, KKN skala besar, tapi apa pun sebutannya, itu tetaplah KKN. Harusnya diberantas habis. Sayangnya sifat kita sebagai bangsa Indonesia telah membuat kita menjadi diri kita yang sebenarnya. Coba jika ada tetangga yang minta bantuan, kita pasti berusaha menolongnya sebisa mungkin, karena kita tahu, jika kita menolaknya, kita akan dicap 'jahat' dan bukan orang 'baik'. Dan selanjutnya kabar itu pun tersebar bahwa kita bukan orang yang 'baik'.
Susah menjadi orang 'baik' dan kita pun tidak ingin dianggap 'jahat'. Tapi jujur, buat saya, saya lebih baik jadi orang 'jahat' daripada orang 'baik' yang demikian. Mulailah belajar berkata tidak. Semuanya hanyalah berakar dari kebiasaan. Semoga suatu hari nanti, kita bisa menjadi bangsa penolong yang tegas berkata tidak untuk KKN.
No comments:
Post a Comment