Saturday, December 10, 2011

Satu Perjalanan, Lima Kendaraan

Tanggal 7 November kemarin saya melakukan perjalanan ke daerah Jawa Tengah untuk sebuah urusan keluarga yang tidak akan saya ceritakan di sini. Diantar dari rumah menuju stasiun Gubeng, tiba pada pukul setengah 7. Saya naik kereta Sancaka dari Surabaya, yang berangkat dari Stasiun Gubeng tersebut, pada pukul 7 pagi dan terjadwal sampai di Jogjakarta pada pukul setengah 12 siang. Saya naik kelas Bisnis, dan tiket saat itu seharga 75 ribu. Kemudian dari Jogja saya punya rencana untuk naik bus Efisiensi, yang poolnya terletak di sekitar jl. Wates Jogjakarta.

Saya merencanakan untuk kembali ke Surabaya pada hari Jumat, tanggal 9 dengan menaiki kereta yang sama. Jadi rencana saya ketika tiba di Stasiun Tugu Jogjakarta, saya akan memesan tiket untuk kepulangan saya. Waktu berjalan memasuki sekitar pukul 9 pagi dan kami pun melewati stasiun Madiun. Pecel Madiun, menjadi makan pagi saya kali ini.
Sebenarnya waktu kedatangan kereta api di Jogja yang tertulis 11.35 di tiket, hampir tidak saya percaya. Karena seingat saya, tibanya di Jogja adalah sekitar pukul setengah satu. Lebih lambat dari kereta Argo Wilis yang berangkat setengah jam setelah Sancaka. Tapi, ya, saya pikir karena ini bukan musim liburan, jadi mungkin kereta api pun dapat mempercepat jadwalnya karena sedikit terjadi crash, dan jumlah gerbongnya pun tidak banyak.
Tiba di Stasiun Tugu Jogjakarta, saya hendak mengantri untuk memesan tiket untuk kepulangan saya. Seketika saya terkejut karena ruangan pemesanan tiket dipenuhi oleh orang orang. Entah apa antriannya sepanjang ini. Saya mengambil formulir, kemudian baru menyadari bahwa saya belum mengambil nomer urut. 430. Itu nomer urut saya menjelang jam 12 siang. Kemudian saya menoleh ke arah screen yang menampilkan nomor antrian. 259. WOW. Masih 100 nomor lebih, dan saya lihat hanya ada tiga loket. Apakah ini menjelang libur Natal atau bagaimana saya tidak tahu. Maka saya pun memutuskan untukmelanjutkan perjalanan saja. Toh, nanti di tempat tujuan saya juga ada stasiun dan saya pikir saya bisa memesan di sana. Saya yakin di sana lebih sepi.
Dengan tarif 25 ribu, sebuah taksi bersedia mengantar saya ke pool bus Efisiensi. Dan saya pun turun di sebuah pom bensin yang dipenuhi antrian bus Efisiensi. Saya bertanya pada salah satu awak bus untuk jurusan Gombong bis yang mana. Ternyata pom itu pool menuju terminal, dan untuk menuju ke Gombong, saya harus ke pool Efisiensi yang sebenarnya berada 100 meter dari situ. Dengan berjalan kaki, saya tiba di pool Efisiensi dan duduk di bus yang nyaman sampai tujuan saya. Tarif bus 40 ribu. Bus efisiensi melayani penumpang untuk jurusan Jogja-Cilacap dan Jogja-Purwokerto.
Perjalanan menggunakan bus memakan waktu sekitar 3 jam. Sampai di kota Gombong sekita pukul setengah 4 sore, saya diturunkan di depan Pasar Baru. Untuk menuju tujuan saya di jalan Sempor Lama, saya naik becak. Dan akhirnya tiba di tempat tujuan saya.
Perjalanan ini menggunakan lima mode transportasi. Mulai dari Mobil pribadi, kereta api, taxi, bus, dan akhirnya becak. Mungkin hanya pesawat terbang yang absen :D

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit