Wednesday, November 23, 2011

Karena Kadang Kala Kenyataan tidak Sesuai Harapan

Sejak kecil kita selalu diberikan sebuah prinsip, bahwa kita harus menggantungkan harapan kita setinggi langit. Langit adalah sesuatu yang tidak terbatas, bahkan kadangkala saya bertanya tanya langit itu bukan sesuatu yang eksak, karena langit biru yang kita lihat sebenarnya hanyalah cahaya yang sebenarnya bukan terpantul dari suatu benda namun benar benar berkas dari cahaya. Kenapa bukan setinggi awan, karena awan bisa diukur ketinggiannya.

Bayangkan suatu kejadian dimana seorang anak memiliki harapan yang sangat tinggi untuk pergi ke bulan suatu hari nanti. Jujur saya tidak pernah berpikir setinggi itu. Kemungkinan besar orang tua dari si anak akan memberikan komentar yang 'aman'. Membangun impian sejak kecil, membuat kita memiliki suatu tujuan hidup. Bagi anda yang punya harapan menjadi dokter atau tentara, tentu saja orang tua anda akan mengarahkan anda sesuai dengan harapan yang anda tuju.
Ada kalanya Tuhan berkehendak lain. Si anak yang tadinya memiliki harapan untuk pergi ke bulan, ternyata pada suatu kesempatan mengalami kecelakaan yang agak parah, sehingga kedua kakinya harus diamputasi. Sejak saat itu pun dia hanya bisa memandang bulan dair kejauhan dari jendela kamarnya. Orang tuanya terus membesarkan hati anak itu agar tetap memiliki harapan, karena tanpa harapan, orang tidak punya kehidupan. Sejak saat itu mulailah dia menulis tentang bulan, sebuah cerita, yang pada akhhirnya menjadi terkenal dan membuat anak anak yang lain memiliki harapan yang sama dengan dirinya.
Tidak semua harapan dapat terwujud. Apabila itu terjadi, berbesar hatilah. Tetap gantungkan harapan anda setinggi langit, tapi menapaklah di tanah.

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit