Masih mengenai pernikahan dari saudara saya, sebagai saudara langsung dari yang empunya hajatan, tentunya saya memiliki kebanggan tersendiri. Di sisi lain, kesedihan tersendiri. Ya, sebagai saudara yang lebih muda, tentunya setelah kakak saya menikah dan ikut bersama keluarga dari suaminya, secara yuridis ( haaddeeeeeh! istilah apa ini... ) pangkat saya naik menjadi anak pertama. Dan disamping itu tentunya tanggung jawab saya pun bertambah. Kadang saya memikirkan ini sebagai sesuatu yang berat, karena saya sampai saat ini masih belum bisa dikatakan mapan sebagai seorang anak.
Oke, lepas dari masalah itu, sore kemarin pada saat perayaan pernikahan saudara saya, saya duduk di meja Tulip. Ya, meja meja di undangan menggunakan nama nama bunga, Tulip, Aster, dll.
Ide dari nama nama ini juga sumbangan dari saya. Hahahah, ya kurang penting lah. Intinya, sore kemarin saya mendaptkan tempat di meja Tulip. Karena kami datang sebelumnya, saya sempat menyaksikan dancer latihan di panggung, juga kameramen mempersiapkan alat alatnya. Kemudian duduklah saya di meja Tulip. Sendirian.
Pengantin, dan pihak mama papa pengantin berada di meja VIP, ada meja VIP 1 dan 2. Melihat saya duduk di meja Tulip, saudara saudara dari pihak mama saya pun satu persatu duduk di meja yang sama. Seharusnya mereka duduk di meja VIP 1, tapi ketika itu meja VIP 1 ternyata penuh dengan saudara saudara dari pihak pengantin pria. Mereka sungkan jika bertanya, dan meja VIP 2 pun kosong. Sampai pada saat pengantin memasuki acara, baru mereka berpindah. Dan Dieng! Di meja Tulip kami hanya tersisa 4 orang. Saya, dan anak anak dari salah satu sanak famili, dua orang perempuan 20 tahunan, dan satu orang anak kecil.
Di meja yang berkapasitas sepuluh orang, hanya diisi oleh empat orang. Dan saya tahu, menu menu yang bakal keluar adalah menu berat dan tidak sedikit, jelas tidak mungkin untuk menghabiskan sendiri. Kami pun sepakat untuk memanggil bantuan dari meja lain. Dapat! Dua orang dari meja violet berhasil diculik. Tapi menurut saya tetap tidak membantu, karena yang didatangkan pun juga perempuan. Bibi saya dengan saudara sepupu saya.
Sebenarnya ada atau tidak kaitan dari perempuan cantik dengan makan sedikit. Saya pikir kok tidak. Tapi ya aneh saja jika dipikirkan. Perempuan yang makannya sedikit belum tentu cantik, tapi perempuan yang cantik, makannya hampir bisa dipastikan, sedikit. Huff.... Makhluk yang aneh memang... -___-
No comments:
Post a Comment