Friday, November 4, 2011

Talenta yang Tidak Dipergunakan pada Dasarnya adalah Mati

Kita sering menjumpai orang yang berbicara, 'talenta yang kamu miliki sangat besar'. Entah apa pun bidang dari orang yang diajak berbicara tadi, pada intinya talenta adalah sesuatu yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih baik. Pada umumnya orang selalu mencari cari talenta tersebut pada saat kita masih berusia muda, karena jika talenta tersebut sudah terdeteksi sejak dini akan lebih mudah untuk mengembangkannya dibandingkan ketika kita sudah memasuki usia tua.

Pada intinya, sebuah talenta yang kita miliki tidaklah memiliki arti apa pun jika kita dengan sadar tidak berusaha untuk mengembangkannya. Ada tiga hal yang diperlukan untuk menjadikan sebuah talenta tersebut menjadi suatu kemampuan. Yang pertama adalah kesadaran akan talenta tersebut. Tentunya jika kita tidak pernah menyadari bahwa kita memiliki suatu talenta, kita tidak mungkin mengembangkannya, atau malah kita mengembangkannya secara tidak sadar. Yang kedua adalah ambisi. Ketika kita menyadari bahwa kita memiliki suatu talenta, kita pun perlu untuk menumbuhkan suatu ambisi tentang talenta tersebut. Ini penting karena jika kita mengejar talenta tanpa suatu ambisi, maka kita akan terpecah fokus oleh hal hal yang lain. Dan yang tidak kalah penting dari dua hal di atas adalah, yang ketiga, komitmen. Bagaikan api yang diterpa angin, jika kita tidak memiliki komitmen, ambisi akan sangat mudah untuk padam.
Dengan ketiga hal tersebut, minimal kita telah memiliki arah kemana kita akan menuju. Nah, satu kali saya menemui seseorang yang saya pikir memiliki sangat banyak talenta. Dia bisa bermain musik, dia bisa mempelajari software, dia mampu untuk mencetak dua gol di dalam pertandingan sepakbola, matematika pun dia pandai. Orang ini memiliki sangat banyak talenta untuk dikembangkan. Apa yang terjadi? Saya menemui orang ini lagi sekitar sepuluh tahun sejak saya pertama menemuinya. Dia hanya menjadi pengangguran.
Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Saya berasumsi bahwa dia sama sekali tidak mengembangkan dan mempergunakan talentanya. Terlalu banyaknya talenta, sehingga dia bingung untuk memutuskan mana yang akan dia kembangkan, sehingga pada akhirnya dia tenggelam di dalam pikirannya sendiri.
Sebenarnya jika kita merasa memiliki banyak talenta, berterima kasihlah pada Tuhan. Dan pilihlah fokus, satu atau dua talenta untuk kita kembangkan di dalam hidup. Bukan suatu kemungkinan jika dia mengembangkan bakat sepakbolanya, dia akan dilirik salah satu klub sepakbola papan atas. Bukan kemungkinan juga jika ia mengembangkan talenta matematikanya, dia akan menjadi seorang pakar di bidang matematika. Tapi ketika dia tidak memilih, maka semua talenta yang dia miliki adalah mati.

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit