Apa faedahnya ketika seorang raja hanya menjadi penguasa di istananya sendiri? Bukan di negaranya atau wilayah kekuasaannya. Ya, dulu orang mengagung agungkan Nokia sebagai produsen telepon selular nomor satu, di belakangnya ada Motorola, Samsung, SonyEricsson, LG dan banyak lagi merk yang hany bisa mengintip dari kejauhan. Layaknya seorang raja yang sekarang kehilangan kekuasaannya, seperti itulah Nokia saat ini.
Di Indonesia, pasar Nokia dahulu saya pikir sempat mencapai 50 bahkan 60 persen dari pasar keseluruhan. "Handphone kamu apa?" "Ah, payah lu, pakai Nokia dong." Bahkan banyak toko toko yang saya istilahkan dengan sombongnya hanya menjual produk produk khusus Nokia secara eksklusif dan 'membuang' merk yang lain.
Serbuan pertama, datang dari China. Puluhan merk handphone yang harganya jauh lebih terjangkau membanjiri pasar dalam negeri. Nokia masih bertengger di puncak, walaupun sedikit goyah karena pasar menengah ke bawahnya telah direbut. Serbuan kedua Blackberry. Walaupun awalnya kurang populer, namun perlahan tapi pasti, Blackberry mengambil pasar menengah ke atas bahkan untuk pasar bagian atas. Siapa sekarang yang tidak pernah mendengar pertanyaan, "Ada pin BB?". Saya berulang kali mendengar, dan tetap bergeming untuk tidak beli BB. Nokia tetap bertahan karena loyalitas para penggunanya, diimbangi dengan beberapa inovasi yang dilakukan.
Ketika saatnya berkembang apa yang disebut smartphone. Nokia mulai menggandeng Windows. Sementara dari balik bayangan, muncullah Android, yang open source. Di luar dugaan, Android benar benar memukul mundur Nokia yang terjebak kontrak dengan Windows Mobile. SonyEricsson dan Samsung yang dulu hanya berebut menjadi bayangan, saat ini berebut pasar smartphone di posisi puncak. Inovasi yang dilakukan membidik pangsa pasar muda mudi yang haus akan teknologi. Dengan harga yang masih terjangkau, mereka menghadirkan teknologi terbaru, ditambah platform Android yang semakin kuat cengkramannya.
Mendadak, toko toko yang dulu hanya mengkhususkan untuk menjual produk Nokia, sekarang beralih menjadi toko 'serba ada'. Mulai dari Blackberry, SonyEricsson, Samsung, LG, bahkan Nexian pun dijual. Karena pasar saat ini sudah tidak dikuasai oleh satu produsen lagi. Handphone saya yang lama, Nokia 3500classic, dan CDMA Nokia 1580, memang masih saya pakai. Tapi nomer utama saya berada di handphone SonyEricsson Xperia Mini X10. Nokia...Riwayatmu kini..
No comments:
Post a Comment