Saturday, October 8, 2011

Jika Aku Begini, Berapa yang Aku Dapat?

Pertanyaan pada judul di atas sepertinya sudah sangat tidak asing lagi di telinga kita, terutama bagi yang tinggal di Indonesia. Haha, ya, sebuah komisi. Istilah kasarnya sih uang pelicin/pelancar.Berikut saya sajikan cuplikan pengertian komisi dari Wikipedia
"Pembayaran komisi sebagai imbalan atas jasa atau produk yang dijual adalah cara yang umum untuk hadiah orang-orang penjualan. Pembayaran akan sering dihitung berdasarkan persentase dari barang yang dijual. Ini adalah cara bagi perusahaan untuk memecahkan masalah principal-agent, dengan mencoba untuk menyetel kembali kepentingan karyawan dengan kepentingan perusahaan.
Meskipun banyak jenis jadwal komisi ada, bentuk yang umum dikenal sebagai Laba Pada Sasaran, di mana tingkat komisi didasarkan pada pencapaian target tertentu yang telah disepakati antara manajemen dan penjual. Komisi ini dimaksudkan untuk menciptakan insentif yang kuat bagi karyawan untuk berinvestasi usaha maksimum dalam pekerjaan mereka.
Perhatikan bahwa seringkali perusahaan merangkul struktur komisi mungkin tidak melibatkan karyawan, tetapi semata-mata dapat membentuk sendiri menggunakan kontraktor independen. Contoh ini bisa menjadi agen real estate.
Menawarkan kompensasi dalam bentuk komisi saja dikenal sebagai komisi lurus.Kompensasi juga dapat mengambil bentuk komisi plus gaji tetap. Industri di mana komisi biasanya dibayarkan termasuk penjualan mobil, penjualan properti, pialang asuransi dan banyak lainnya penjualan pekerjaan.
Efek samping dari komisi adalah bahwa dalam beberapa kasus, mereka dapat mengakibatkan penjual beralih ke praktek bisnis tidak jujur ​​dan curang dalam rangka untuk meningkatkan penjualan mereka
."
Belakangan orang orang semakin gencar melakukan hal ini. Ya mereka istilahkan ini sebagai penyambung hidup sambil berbagi kepada sesama. Tentu saja intinya ya tetap diri mereka sendiri. "Ok, kalau saya dapat proyek, saya dapat bagian berapa persen?" Sebenarnya pandangan ini semakin mengacaukan pemikiran dari orang orang sehingga membuat kita hanya berpikir untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan imbalan.
Inti dari suatu perbuatan adalah buakn dari imbalan, namun dari perbuatan itu sendiri. Jika belum belum kita sudah mencari atau mengharapkan imbalan, tentu saja kita tidak melakukan perbuatan tersebut dengan 100% tulus.
Pertanyaan anda, "Emang ada jaman sekarang yang 100% tulus?". Jawab saya, "Pikir sendiri"
Kalau kita bisa berpikir baik, mengapa kita tidak bisa berbuat dengan baik. Berpikirlah positif, dan anggaplah semuanya berjalan dengan iklas. Kita akan bebas dari pikiran pikiran maupun perasaan takut atau bersalah. Entah ya, tapi saya merasa risih sendiri saat ini jika mendengar kalimat, "bertekunlah dalam pengharapan". Apakah itu artinya kita sambil bertekun harus berharap imbalannya? Saya kok cenderung berpikir, "berharaplah dalam ketekunan". Jadi gambar besarnya adalah ketekunan, baru kita bisa berharap, bukan berharap dulu baru tekun. Jika saya salah yaa, maaf deh. Ini hanya satu dari interpretasi saya terhadap kalimat tersebut.
Intinya, janganlah mendahulukan hak, daripada kewajiban. Jangan mendahulukan hasil, daripada proses. Semua itu ada tempat dan waktunya. Jika sudah sampai di sana, Tuhan pasti akan memberikan apa yang pantas kita terima...

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit