Tuesday, October 11, 2011

We need Time Machine, God doesn't

Tak terasa sudah hari sudah memasuki pertengahan bulan Oktober. Minggu lalu saya ditawarkan beberapa job yang pasti pasti, dan saat ini pun aliran job masih terus mengalir. Puji Tuhan. Dan tidak semua job saya bisa ambil, mungkin hanya 2-3 yang timingnya tepat. Andai saja saya punya mesin waktu...
Singkat cerita, wawancara kerja saya di Jakarta untuk hari Rabu ini diundur menjadi hari Selasa depan. Kemudian job yang sedang saya kerjakan sekarang ini, (yang masih belum selesai juga)
seharusnya diserahkan pada hari Rabu ini, ternyata juga ditunda penyerahannya sampai maximum minggu depan. Jadi minimal saya masih punya waktu untuk memperbaiki dan merapikan hasil kerja saya.
Sejak saya sempat sakit akhir minggu lalu, saya pikir saya tidak akan bisa menyelesaikan segalanya. Tapi saya berkata kepada diri saya sendiri, harus bisa. Jadi jujur, saya menguat nguatkan diri saya dalam kondisi yang tidak 100% untuk melaksanakan segalanya. Sempat pada hari kedua bercak merah yang timbul di tubuh saya bertambah banyak, tapi kemudian menghilang pada siang harinya. Semangat saya pun tidak luntur ketika ada ditambahkan pekerjaan, padahal saya sudah sedang merapikan pekerjaan yang pertama.
Memang kadang kita menyerah kepada situasi. Itu tidaklah salah. Itu adalah sebuah sikap. Tapi alangkah baiknya jika kita tidak pernah menyerah kepada situasi. Maju saja. Tuhan akan melihat. Itulah mengapa kita tidak membutuhkan mesin waktu, kita hanya butuh Tuhan....

No comments:

Post a Comment

2018

The Year of Holy Spirit